
Jakarta - Haji dan umroh merupakan dua ibadah yang sangat mulia dan menjadi dambaan setiap muslim di seluruh dunia. Keduanya dilaksanakan di Tanah Suci Makkah sebagai bentuk ketaatan dan penghambaan diri kepada Allah SWT.
Meski sama-sama melibatkan rangkaian ibadah yang hampir sama, haji dan umroh memiliki perbedaan yang mendasar. Lantas, apa sebenarnya perbedaan haji dan umroh yang perlu diketahui oleh setiap umat Islam?
 
Perbedaan Haji dan Umroh
Dirangkum dari buku Ensiklopedia Fikih Indonesia: Haji & Umrah oleh Ahmad Sarwat, berikut ini adalah perbedaan haji dan umroh.
1. Waktu Pelaksanaan
Ibadah umrah bisa dilaksanakan kapan saja tanpa terikat waktu tertentu. Hal ini berbeda dengan ibadah haji yang hanya dapat dilakukan sekali dalam setahun.
Pelaksanaan haji wajib dilakukan pada tanggal 9 Zulhijah, bertepatan dengan waktu wukuf di Arafah. Karena itu, umat Islam tidak mungkin menunaikan ibadah haji lebih dari satu kali dalam setahun.
Sementara itu, umrah dapat dilakukan kapan pun dan sebanyak yang diinginkan, bisa tujuh hari dalam seminggu, tiga puluh hari dalam sebulan, bahkan sepanjang tahun.
Pelaksanaan haji wajib dilakukan pada tanggal 9 Zulhijah, bertepatan dengan waktu wukuf di Arafah. Karena itu, umat Islam tidak mungkin menunaikan ibadah haji lebih dari satu kali dalam setahun.
Sementara itu, umrah dapat dilakukan kapan pun dan sebanyak yang diinginkan, bisa tujuh hari dalam seminggu, tiga puluh hari dalam sebulan, bahkan sepanjang tahun.
2. Hukum
Perbedaan lain antara haji dan umrah terletak pada hukumnya. Haji memiliki status wajib bagi setiap muslim yang mampu, karena termasuk dalam rukun Islam.
Sementara itu, hukum umrah berbeda menurut pendapat para ulama. Mazhab Hanafi dan Maliki berpendapat bahwa umrah bersifat sunnah, sedangkan menurut ulama Syafi'iyyah dan Hanabilah, umrah wajib dilakukan setidaknya sekali seumur hidup.
Dari sisi pelaksanaannya, siapa pun yang menunaikan haji secara otomatis juga telah melaksanakan umrah. Hal ini karena ibadah haji pada dasarnya mencakup seluruh amalan umrah dengan tambahan sejumlah ritual lainnya.
3. Durasi
Lama pelaksanaan haji dan umrah tidaklah sama. Ibadah haji membutuhkan waktu yang lebih panjang, sedangkan umrah dapat diselesaikan hanya dalam beberapa jam saja.
4. Tempat Pelaksanaan
Ibadah haji mencakup kunjungan ke beberapa lokasi selain Ka'bah, yaitu Arafah, Muzdalifah, dan Mina (dikenal dengan sebutan Armuzna). Ketiga tempat tersebut berada di luar Kota Makkah dengan jarak sekitar 5 hingga 25 kilometer.
Di lokasi-lokasi tersebut, jamaah haji diwajibkan untuk bermalam atau melakukan mabit, serta melaksanakan berbagai ibadah di tengah padang pasir. Berbeda dengan itu, ibadah umrah hanya berfokus pada area sekitar Ka'bah dan tempat Sa'i yang seluruhnya berada di dalam kompleks Masjidil Haram, Makkah.
5. Pakaian Ihram
Perbedaan penggunaan pakaian ihram dalam haji dan umrah terletak pada waktu serta ketentuan pemakaiannya. Pada ibadah haji, jamaah harus mengenakan ihram sejak berniat hingga selesai melaksanakan tawaf ifadah.
Sedangkan dalam ibadah umrah, ihram hanya dikenakan selama pelaksanaan tawaf dan sa'i. Pakaian ihram menjadi bagian penting dari rukun haji sekaligus kewajiban dalam umrah, sehingga jika tidak dipakai sesuai aturan, ibadah tersebut dianggap tidak sah.
6. Persiapan Stamina dan Fisik
Ibadah haji memerlukan kesiapan fisik dan stamina yang kuat. Jamaah harus berada dalam kondisi sehat agar dapat menjalankan seluruh rangkaian haji dengan baik tanpa kendala.
Selain itu, saat pelaksanaan haji sering terjadi kerumunan dan saling berdesakan antarjamaah, sesuatu yang jarang terjadi pada umrah. Ketika melaksanakan umrah, situasinya cenderung lebih tenang karena jumlah jamaah tidak sebanyak saat musim haji, dan perpindahan dari satu tempat ke tempat lain pun lebih lancar.
7. Penyembelihan Hewan Qurban
Menurut buku Menuju Umrah dan Haji Mabrur karya H. Syaiful Alim, jamaah yang melaksanakan haji qiran diwajibkan untuk berkurban. Haji qiran adalah ibadah yang dilakukan dengan niat ihram untuk umrah dan haji secara bersamaan. Sementara itu, bagi jamaah umrah, kewajiban berkurban tidak diberlakukan.
8. Rukun
Rukun dalam ibadah haji dan umrah memiliki perbedaan. Rukun merupakan bagian penting dari ibadah, karena apabila salah satu tidak dilaksanakan, maka ibadah tersebut dianggap tidak sah.
Rukun haji meliputi ihram, wukuf di Arafah, thawaf, sa'i antara Bukit Shafa dan Marwah, mencukur rambut, serta tertib dalam menjalankan rukun. Sementara itu, rukun umrah jumlahnya lebih sedikit, yaitu ihram, thawaf, sa'i antara Shafa dan Marwah, mencukur rambut, dan tertib rukun.
9. Penyelenggara
Penyelenggaraan ibadah haji masih berada di bawah tanggung jawab Kementerian Agama Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) yang selanjutnya akan menjadi tanggung jawab Kementerian Haji dan Umrah (masih menunggu regulasi terbaru) yang dalam hal ini KBIHU sebagai mitra pendampingan dan Pembimbingan. Sementara itu, pelaksanaan haji ONH Plus oleh Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK).
Berbeda dengan haji, ibadah umrah dapat dilakukan melalui biro perjalanan yang terpercaya dan telah memperoleh izin resmi sebagai Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU).
10. Biaya Pelaksanaan
Salah satu aspek penting yang membedakan antara haji dan umrah adalah biaya pelaksanaannya. Perbedaan biaya ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti durasi ibadah, jumlah rangkaian ritual, serta lokasi pelaksanaannya.
Biaya haji umumnya lebih tinggi dibandingkan umrah karena waktu pelaksanaannya lebih lama, memiliki rangkaian ibadah yang lebih banyak, dan mencakup beberapa tempat berbeda. Sedangkan biaya umrah cenderung lebih terjangkau karena durasinya singkat, ritualnya lebih sederhana, dan seluruh prosesi dilakukan di Kota Makkah.
https://www.detik.com/hikmah/haji-dan-umrah/d-8155857/10-perbedaan-haji-dan-umrah-waktu-rukun-hingga-biaya.